REVIEW : DRIVE (2011)


Seorang pemuda (Ryan Gosling) –tidak bernama, sepanjang film hanya dipanggil Kid- memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengemudi. Pembawaannya tenang, pendiam dan fokus pada apa yang dikerjakan. Sehari-hari dia bekerja di bengkel mobil milik Shannon (Bryan Cranston), kadang dia juga juga bekerja sebagai stunt driver, bahkan menjadi driver dalam perampokan. Suatu ketika dia bertemu dengan Irene (Carry Mulligan) tetangga di apartemennya. Bersama Irene dan anaknya Benicio, kehidupan Kid menjadi sedikit lebih berwarna.

Masalah datang saat suami Irene, Standart (Oscar Isaac) bebas dari penjara. Selama dipenjara, dia punya hutang uang keamanan US$ 2000 yang berbunga hingga US$10.000. Komplotan ini mengancam akan menyandera Irene dan benicio jika Standart tidak mau merampok pegadaian untuk melunasi utangnya. Standart yang tidak ingin merampok, dihajar habis2an di depan Benicio. Kid yang mengetahui permasalahannya menawarkan untuk membantu. Akhirnya mereka berdua merampok pegadaian. Namun ternyata semua menjadi semakin buruk. Standart tertembak mati. Kid menyadari bahwa perampokan ini hanya jebakan untuk mengambil uang dari kelompok gangster lainnya. Dia akhirnya menyelidiki siapa yang harus bertanggungjawab pada kejadian ini. Ternyata yang merencanakan semuanya adalah Bernie Rose (Albert Brooke) dan anak buahnya, Nino (Ron Perlman). Bernie dan Nino bisa dibilang adalah ‘teman’ Shannon. Akhirnya Kid harus melakukan sesuatu untuk membereskan semuanya, agar hidup Irene dan Benicio bisa tenang kembali.

Pertama kali melihat poster dan judulnya, saya membayangkan Drive adalah film yang penuh dengan adegan action ala Fast Furious, Italian Job dan film-film sejenisnya. Apalagi banyak review yang mengatakan film ini bagus. Jadi tidak sabar untuk menontonnya. Tapi pada 10 menit pertama harapan saya seperti dihantamkan ke tanah. Rasanya alurnya berjalan lambat. Ryan Gosling wajahnya datar seperti ikan mati. Tidak cool. Tidak berkharisma. Pokoknya ga banget lah … Saya memang tidak begitu suka Ryan Gosling (meski tidak sebenci saya pada Ryan Reynolds). Tapi di beberapa film lain aktingnya cukup bagus kok. Saya rasa dia lebih cocok untuk main drama. Terbukti di beberapa adegan di film ini, yang ada dialog atau sedikit romance, ekspresinya cukup baik. Gosling bukan tipe yang bisa mengekspresikan diri dengan bahasa tubuh tanpa dialog. Plus saya kira dia tidak terlihat cukup tangguh sebagai Kid.

Meski judulnya Drive, tapi anehnya adegan kejar-kejaran mobilnya hampir tidak ada. Jadi skill Kid kurang tereksplore dengan baik. Adegan actionnya juga tidak intens. Meskipun darah muncrat dimana-mana tapi tetep ga seru, malah bikin jijik dan terkesan berlebihan. Hampir satu jam kita dibawa muter-muter untuk bisa sampai ke awal konflik yaitu perampokan yang menyebabkan terbunuhnya Standart. Sebenarnya meski minim dialog, film ini bisa sangat menarik jika chemistry antar pemainnya kuat. Tapi yaahhh begitulah. Sejak awal saya merasa film ini ‘kurang menggigit’ dan membosankan.

So, kesimpulan akhir, menurut saya, film ini tidak menarik sama sekali. Baik dari segi cerita, acting pemain, sinematografi bahkan musiknya. Mungkin penilaian saya berbeda dengan banyak reviewer lainnya. Tapi inilah yang benar-benar saya rasakan ketika nonton Drive. Dan satu lagi yang mengganggu, setelah membunuh orang suruhan Bernie di lift, Kid mondar-mandir di jalan dengan jaket yang belumuran darah. Dia bahkan masuk ke sebuah trailer untuk mengambil topeng prostetik -yang fungsinya juga ga jelas, karena toh dia membunuh Nino malam hari, dimana meski dia pake topeng, tapi jaket putih bersulam kalajengking kuning (very bad taste) khas Kid tetap dipake – tapi tak seorang pun bertanya dan curiga atau melaporkan ke polisi. Huuhhh .. saya bisa ga berhenti-berhenti ngedumel soal film satu ini. Intinya, lebih baik cari film yang lain saja lah …

~ by zee on 2011/12/21.

One Response to “REVIEW : DRIVE (2011)”

  1. Tambahan :

    Resensi novel Perjalanan Cinta di Negri Tetangga
    Judul :My First Tri Angel Love

    Resensi novel Perjalanan Cinta di Negri Tetangga

Leave a reply to poberson naibaho Cancel reply